Kamis, 11 Desember 2014

Bora Bora: The Jewel of South Sea


Tidak diragukan lagi pulau paling terkenal di Pasifik Selatan, Bora Bora. Kecantikannya tak tertandingi dan ketenarannya tak tergoyahkan. Bora Bora adalah salah satu dari beberapa tempat di bumi bahwa setiap orang berharap untuk mengunjunginya. Setelah Anda melihatnya, Anda selamanya akan terpikat. Dimana Bora Bora, tepatnya? Pulau ini terletak di barat laut dari Tahiti, kurang dari satu jam perjalanan dengan pesawat dari Papeete. Setelah tiba, Anda akan disambut dengan senyum hangat dan lei bunga harum dan ditransfer dengan perahu ke resor Bora Bora, yang berarti Anda tidak harus menunggu untuk pertemuan pertama Anda dengan laguna yang terkenal.

Hal yang indah tentang Bora Bora adalah bahwa Anda dapat aktif atau tidak aktif seperti yang Anda inginkan. Jika Anda memutuskan untuk menjelajah dari resor, Anda dapat mengunjungi desa utama Vaitape dan berbelanja di butik-butik lokal atau makan di salah satu restoran Bora Bora termasuk Mai Kai Bora Bora , La Villa Mahana , atau Bloody Mary ' s. Anda juga dapat menjelajahi Gunung Pahia dan Gunung Otemanu dengan dipandu atau menggunakan Jeep Safari tour.

Karena air adalah cara hidup di pulau itu, wisata yang populer adalah kunjungan laguna termasuk snorkeling, diving, berlayar, memancing, mendayung, Kitesurfing, Jet Ski, dan tentu saja, hiu dan ikan pari. Anda juga dapat mengambil pengalaman ke ketinggian dengan parasailing, terjun payung, atau tur pulau dengan helikopter.


Rabu, 10 Desember 2014

Tari Gambyong


Tari gambyong merupakan perkembangan bentuk tari taledhek. Dari pernyataan ini tampak adanya keterkaitan antara tari gambyong dengan tari taledhek atau tari tayub. Gambyong dapat juga berarti tarian tunggal yang dilakukan oleh wanita atau tari yang dipertunjukkan untuk permulaan penampilan tari atau pesta tari, sedangkan gambyongan mempunyai arti golekan (boneka yang terbuat dari kayu) yang menggambarkan wanita menari di dalam pertunjukkan wayang kulit sebagai penutup. 
Gambyong mengungkapkan keluwesan wanita dan bersifat erotis. Istilah gambyong pada mulanya adalah nama seorang penari tayub atau taledhek barangan, yang memiliki kemampuan tari dan vokal (suara) sangat baik sehingga sangat terkenal. “Gambyong” semula adalah nama seorang waranggana (= wanita terpilih, wanita penghibur) yang pandai menari dengan sangat indah dan lincah. Nama lengkapnya Mas Ajeng Gambyong. Sementara orang mengatakan bahwa istilah gambyong merupakan singkatan atau kependekan dari kata Gambirsawit dan boyong, yaitu nama gendhing yang selalu digunakan untuk mengiringi tari tayub. Serat Tata Cara menyebutkan tari tayub diiringi gendhing Gambirsawit dilanjutkan gendhing boyong. Bahkan ada yang menyatakan bahwa istilah gambyong merupakan penyimpangan atau kekeliruan dalam menyebut nama Gendhing Glondrong yang digunakan untuk mengiringi tarian gambyong. 
Menurut tradisi lisan, nama gambyong bermula dari nama seorang dukun wanita yang bernama Nyi Lurah Gambyong. Dukun itu di dalam mengobati orang sakit atau pasiennya dengan cara menari, dan dari dukun wanita itu berkembang menjadi tarian gambyong. Berpijak pada beberapa informasi tersebut, kiranya sulit untuk menentukan pendapat mana yang paling benar atau mendekati kebenaran mengenai asal mula nama gambyong. Tampaknya istilah atau nama tari gambyong bermula dari nama penari taledhek atau waranggana, karena pendapat itu lebih banyak digunakan, diantaranya dinyatakan oleh R.M. Sayid dalam Babad Sala. Namun demikian informasi tentang masa hidup penari bernama Gambyong ternyata terdapat perbedaan. R.M Sayid menyatakan penari yang bernama Gambyong hidup pada zaman Susuhunan Paku Buwana IV di Surakarta (1788-1820), sedangkan Edi Sedyawati berpendapat bahwa penari yang bernama Gambyong hidup pada masa pemerintahan Susuhunan Paku Buwana IX pada awal abad ke-19 Masehi. Serat Babad Cariyos Lelampahanipun Swargi R.Ng. Ronggowarsito juga menyebutkan adanya penari bernama Gambyong sebagai penari tayub pada acara syukuran ketika Bagus Burham (nama kecil R.Ng. Ronggowarsito), pada zaman pemerintahan Paku Buwana IV. Serat Tata Cara menyebutkan pula adanya penari tayub bernama Gambyong, tetapi tidak disebutkan waktunya. Tampaknya buku itu ditulis pada awal abad XX (tahun 1907). Berdasarkan beberapa informasi tersebut, sementara dapat disimpulkan bahwa penari tayub atau taledhek barangan yang bernama gambyong telah ada sejak masa pemerintahan Susuhunan Paku Buwana IV. Informasi ini dikuatkan dengan adanya pernyataan dalam Serat Centhini yang menyebutkan telah dipertunjukkan tari gambyong, berarti pada masa itu telah ada tari gambyong. Serat Centhini ditulis pada masa pemerintahan Susuhunan Paku Buwana IV dan Susuhunan Paku Buwana V. Pendapat yang menyatakan bahwa nama gambyong merupakan penyimpangan dari “joget Glondrong” yang berawal dari nama gendhing yang mengiringi tari itu, mungkin terjadi karena adanya kebiasaan nama tari menggunakan nama gendhing yang mengiringinya. Hal ini dapat diamati pada nama-nama tari seperti tari Srimpi Gandakusuma menggunakan iringan Gendhing Gandakusuma; tari Bedhaya Pangkur menggunakan iringan Ladrang Pangkur; tari Gambyong Gambirsawit menggunakan iringan Gendhing Gambirsawit. Akan tetapi “joget Glondrong” yang kemudian disebut gambyong itu disebutkan terjadi pada masa pemerintahan Susuhunan Paku Buwana IX. Padahal masa yang lebih tua (zaman Susuhunan Paku Buwana V) telah disebutkan adanya tari gambyong dalam Serat Centhini. Pada masa pemerintahan Paku Buwana IX, tari gambyong digarap oleh K.R.M.T. Wreksadiningrat dan dipekernalkan kepada umum dan ditarikan oleh seorang waranggana (pesindhen). Bentuk sajian tari gambyong pada waktu itu tidak banyak diinformasikan. 
Didalam Serat Centhini terdapat beberapa informasi yang memberi gambaran tentang bentuk tari gambyong. Pada masa pemerintahan Susuhanan Paku Buwana IX (1861-1893), tampaknya K.R.M.T. Wreksadiningrat berhasil menggarap tari gambyong menjadi tarian tunggal, yang pantas dipertunjukkan dikalangan bangsawan atau priyayi. Pada masa itu (akhir abad XIX) tari gambyong tampak mulai berkembang di Istana Mangkunegara dan Keraton. Terdapat informasi bahwa pada masa K.G.P.A.A Mangkunegara V (1881-1896), tari gambyong telah dipertunjukkan di Mangkunegara; bahkan pada tahun 1889 K.G.P.A.A. Mangkunegara V mengirimkan rombongan kesenian ke Amsterdam, dipimpin oleh R.Djogokartolo dengan 2 orang penari laki-laki dan 12 orang penari perempuan disertai pengrawit atau niyaga dari bandung, yang mempertujukkan pula tari gambyong. Bentuk tari gambyong pada masa itu terdiri dari rangkaian gerak (sekaran atau kembangan) sebagai medium atau bahan untuk menyusun tari gambyong. Ajaran tari gambyong di Wreksadiningrat terdiri atas sebelas rangkaian gerak, yaitu (1) joget merong atau jajar, (2) panggel, (3) batangan, (4) wedhi kengser, (5) mlaku ngetapang, (6) anjang-anjangan, (7) kebyok sampur umbah-umbah, (8) ukel magel ajegan, (9) mara dasta, (10) sekar suwun lamba, dan (11) umbul sari. Pada masa pemerintahan Susuhunan Paku Buwono X (1893-1939), tari gambyong sering dipertunjukkan di harga (sejenis kopel) atau Semarakata didalam lungkungan keraton atau pesanggrah-pesanggrahan. Pada dekade tahun 1930-an, Sri Kamini Sukanto sering menampilkan tari gambyong di Harga, ketika Susuhunan Paku Buwana X sedang bersantai bersama permaisuri, selir dan para putrinya. Pada masa itu penari gambyong yang sering menari di Semarakata adalah Wara Laksmi dan Wara Kanya. Kedua penari ini sangat terkenal sebagai penari gambyong di Sala. Selain itu mereka berguru pada empu tari: Wara Laksmi berguru kepada R.Djogoharjono, sedangkan Wara Kanya berguru kepada R.Wignjahambeksa. Tari gambyong biasanya dipertunjukkan dalam acara pesamuan atau menjamu tamu. Tari itu tidak hanya dipertunjukkan satu kali saja, tetapi dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan kebutuhan. Sementara itu di Mangkunegara juga sering dipertunjukkan tari gambyong. Salah satu penari gambyong pada masa itu Nyi Bei Mardusari. Ia telah belajar tari sejak usia sembilan tahun, dan kemudian menjadi penari Mangkunegara yang terkenal, khususnya sebagai penari langendriyan dengan peran sebagai Menakjingga. Ia memiliki suara yang merdu dan keterampilan menari yang baik. Selain itu ia juga merupakan selir K.G.P.A.A Mangkunegara VII. Hal ini memungkinkannya sering tampil menyajikan tari untuk berbagai acara. Pada zaman pendudukan jepang (1941-1945) tari gambyong sering di pertunjukkan untuk menjamu para tamu. Orang-orang Jepang pada waktu itu memang tidak memerlukan pertunjukkan yang bersifat sakral atau suci, tetapi sekedar hiburan ringan dengan penari-penari cantik. Oleh karena itu, tari gambyong berkembang baik di Mangkunegara. Tari gambyong disajikan untuk memeriahkan suasana apabila ada tamu agung atau penting. Kemudian tari ini sangat sering dipentaskan dalam acara orang punya jahat. Pada tahun 1950-an, tari gambyong sering pula ditampilkan untuk acara hiburan di Gedung Chuan Ming Kung Hwe (sekarang disebut gedung gajah di Sala). Pada acara itu tari gambyong ditampilkan beberapa kali bahkan dapat semalam suntuk untuk hiburan, sementara para tamu yang terdiri dari pedagang-pedagang atau pengusaha-pengusaha Cina melakukan perjudian. Bentuk sajian tari gambyong pada waktu itu berpijak pada rangkaian gerak yang telah ada. Jumlah rangkain gerak yang digunakan telah berkembang menjadi 33 macam. Akan tetapi dalam pelaksanaan penyajiannya seorang penari mengikuti pada pola kedhangan yang dilakukan pengendang. Selain itu, seorang penari gambyong juga bertindak sebagai pesindhen (penyanyi vokal tembang). Pada bentuk sajian ini tampak adanya spontanitas dan improvisasi, yang dilakukan pengendang dan penari. Oleh karena itu biasanya perlu adanya kekompakan anatara pengendang dan penari,sebab hal ini sangat menentukan bentuk sajian tari gambyong. Pada saat mempertunjukkan tari gambyong, peranan pengendang sangat menentukan, baik dalam urutan rangkaian gerak yang harus dilakukan penari maupun juga panjangnya tari gambyong. Bila tidak ada kekompakan, penari dapat kewalahan karena tidak dapat mengikuti pola-pola kendang yang dilakukan pengendang atau terlalu lelah kerana sajian tari gambyong ditampilkan dalam waktu yang relatif lama. Pada tahun 1954, disusun tarib gambyong pangkur. Sejak itu tampaknya tari gambyong mulai dikenal masyarakat luas. Bahkan sering ditampilkan di Istana negara untuk menjamu tamu-tamu penting. Pada tahun 1956, dalam rangka pembukaan darma budaya di Surakarta disusun tari Gambyong Pancasila yang ditampilkan oleh lima orang penari. Dengan ini adanya perkumpulan seniman Darma Budaya ini, tari gambyong sering ditampilkan dalam berbagai acara. Pada tahun 1956, Nyi Bei Mintoraras menyusun tari gambyong padhasih untuk keperluan acara perkawinan salah satu kerabat Mangkunegara. Tari ini ditampilkan oleh lima orang penari dengan busana seperti tari srimpi. Jika dilihat pada jumlah penarinya, sama dengan tari Gambyong Pancasila. 
Pada masa ini tari gambyong belum berkembang secara luas di masyarakat, karena masih ada anggapan bahwa menari gambyong itu tidak baik dan disebut ledhek, sehingga para priyayi tidak memperbolehkan anak gadisnya belajar tari gambyong. Pada dekade tahun 1960-an, tari gambyong mulai disajikan secara massal. Pada tahun 1962, Sumardjo Hardjoprasanto menyusun tari Gambyong Pangkur dan dipertunjukkan didalam rangka Pembukaan Kebun Bintang Tegal Wareng oleh 100 orang penari. Bentuk penampilan tari gambyong secara massal ini dipengaruhi oleh bentuk sajian tari Korea dan Amerika. Pada tahun 1962 pula, S.Ngaliman menyusun tari Gambyong Pangkur. Susunan tari gambyong pada waktu itu telah mengalami perubahan yang mencolok dalam durasi waktu, sehingga tari Gambyong Pangkur hanya memerlukan waktu penyajian tidak lebih dari sepuluh menit. Hal ini karena pengaruh atau permintaan Presiden Soekarno untuk dapat menampilkan tari dalam waktu yang relatif singkat. Oleh sebab itu susunan tari juga mengalami perubahan dengan mengurangi pengulangan gerak atau jumlah gerak yang dilakukan. Selain itu menggunakan iringan Sampak untuk mengawali dan mengakhiri sajian tari gambyong. Pemilihan iringan Sampak ini dengan pertimbangan dapat mendukung sajian tari, terutama untuk menarik perhatian penonton. 
Pada dekade ini tampaknya tari gambyong mulai berkembang, terutama jumlah penarinya telah meningkat. Pada tahun 1961 telah diselenggarakan lomba tari gombyong. Tari gombyong juga sudah diajarkan didalam latihan tari anak dan remaja di pendapa Mangkunegara. Pada dekade 1970-an, tari gambyong berkembang lebih pesat, terlihat beberapa macam tari gamyong disusun pada dekade ini. Nyi Bei Mintoraras menyusun tari gambyong campursari pada tahun 1970. Pada tahun yang sama S.Ngaliman menyusun tari Gambyong Gambirsawit. Kemudian pada tahun 1972, S.Ngaliman juga menyusun tari Gambyong Pareanom. Pada tahun 1973, Nyi Bei Mintoraras menyusun lagi tari gambyong pareanom dalam bentuk lebih padat. Pada tahun 1974, Sutiaji Djoko Suhardjojuga menyusun tari  gambyong pareanom untuk keperluan pendidikan di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) di Surakarta. Kemudian pada tahun 1975, Nyi Bei Mintoraras menyusun tari Gambyong Sumyar atau Camoursari. Berikutnya pada tahun 1978 S.Maridi menyusun tari gambyong ayun-ayun. Pada akhir dekade tahun 1970-an, yaitu tahun 1979, Nora Kustantina Dewi dan Rusini menyusun tari Gambyong Pareanom. Pada tahun 1979, S. Maridi menyusun tari Gambyong Sala Minulya. Bentuk susunan tari gambyong, biasanya berpijak pada bentuk tari gambyong yang telah ada sebelumnya. Dengan demikian jika diamati pada bentuknya terdapat persamaan-persamaan, terutama dalam penggunaan rangkaian geraknya. Pada dekade ini, tampak adanya perubahan sikap masyarakat dalam memandang tari gambyong. Terlihat pada waktu ini semakin banyak para gadis dari lingkungan bangsawan maupun terpelajar belajar tari gambyong. Bahkan para gadis kerabat Mangkunegara telah tampil pula menampilkan tari gambyong, baik dilingkungan Mangkunegara maupun diluar Mangkunegara. Oleh karena itu mereka belajar tari gambyong. Munculnya beberapa susunan tari gambyong yang disusun oleh beberapa penyusun tari yang berbeda juga semakin mendukung perkembangan tari gambyong. Pada dekade 1980-an, tari gambyong tampak semakin berekembang secara luas, bahkan telah meluas keseluruh daerah di Jawa Tengah. Pada tahun 1980, dalam acara Pembukaan Festival Film Indonesia di Gedung  Olahraga Semarang ditampilkan tari Gambyong oleh 100 orang penari dan pada peringatan 100 tahun kartini pada tahun 1981 juga ditampilkan tari gambyong dengan 100 orang. Penampilan tari gambyong lebih berkembang lagi pada tahun 1985, hal ini disebabkan oleh adanya instruksi atau pencanangan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah yang menunjuk tari gambyong sebagai tari penyambut resmi di Jawa Tengah, sekaligus menjadikan tari gambyong identitas tari di Jawa Tengah. Pencanangan gubernur ini dilaksanakan tahun 1985. Walaupun pencanangan tari gambyong sebagai tari penyambut resmi di Jawa Tengah ini mendapatkan berbagai tanggapan, baik positif maupun negatif, tetapi ternyata kebijakan ini tetap dilaksanakan sampai sekarang. Sebagai tindak lanjut dari kebijakan tersebut, setiap kegiatan resmi yang dilaksanakan di Jawa Tengah selalu menampilkan tari gambyong sebagai tari penyambut resmi. Oleh karena itu tari gambyong semakin banyak mendapatkan kesempatan trampil. Dalam acara itu biasanya tari gambyong dilakukan secara massal, hal ini juga menyebabkan semakin banyak jumlah penari gambyong. Selain itu, adanya kesempatan sering tampil ini juga menarik orang lain untuk belajar tari gambyong. Pada dekade ini penyusunan tari gambyong tidak sebanyak 1970-an, terlihat hanya ada tiga susunan tari gambyong, yaitu gambyong pancerana disusun oleh S.Ngaliman pada tahun 1981, Gambyong Mudhataman disusun oleh Sunarno pada tahun 1989, dan Gambyong Pangkur Langenkusuma disusun oleh R.T. Rono Suripto pada tahun 1989. Perkembangan tari gambyong pada dekade ini tampak mencolok pada bentuk garapannya, karena tari ini sering disajikan oleh beberapa penari dengan penggarapan gerak, pola lantai, level penari, posisi penari, dan tempo iringan. Selain itu juga dilakukan penggarapan unsur-unsur gerak diantaranya memperluas atau mempersempit volume, mempercepat atau memperlambat tempo, dan mempertegas tekanan. Perubahan dalam busana tari gambyong juga berkembang, hal ini terlihat pada munculnya berbagai bentuk busana yang semakin beragam. Pada awal dekade 1990-an, Wahyu Santoso Prabowo menyusun tari Gambyong Dewandaru. untuk acara perkawinan putri Sukamdani Sahid Gitosardjono.

referensi:       
Widyasetyaningrum, Sri Rochana (2004). Sejarah Tari Gambyong : Seni Rakyat Menuju Istana. Yogyakarta: Citra Etnika

·         TimIndonesiaExploride/IndonesiaKaya. "Tari Gambyong". Diakses 30 April 2014

·         Sigit Astono, Margono, Sumardi; Sri Murtono (2007). Seni Tari dan Seni Musik. Jakarta: Yudhistira

·         Yoyok R.M; Siswandi (2008). Pendidikan Seni Budaya. Jakarta: Yudhistira

Selasa, 09 Desember 2014

Canal Grande, Venice


The Grand Canal (Italia: Canal Grande) adalah jalur air utama Venesia. Bus air vaporetto adalah bentuk utama transportasi umum di sini; Satu baris vaporetto (di kedua arah) sangat bermanfaat untuk menikmati Grand Canal pada kecepatan santai. 

Kanal menghubungkan daerah dekat kereta api Santa Lucia dengan San Marco sepanjang panjang 4 km. Pada kedua sisi kanal, sekitar 170 bangunan historis antara abad ke-13 ke-18 dapat dilihat. Seperti itu dianggap sebagai lokasi yang paling eksklusif, keluarga bangsawan dan bangsawan diupayakan untuk membangun lebih baik satu sama lain dengan menciptakan palazzi spektakuler sepanjang kanal. 

Tidak mungkin untuk menyebutkan semua bangunan terkenal sepanjang Canal Grande; di antara yang terbaik-dikenal adalah Ca 'Rezzonico, Ca' d'Oro, Ca 'Foscari, dan Palazzo Venier dei Leoni, perumahan Peggy Guggenheim Collection. Gereja-gereja di sepanjang kanal termasuk Basilika Santa Maria della Salute. The Galleria dell`Accademia juga terletak di sini.

Indonesian Archipelago


Indonesia is an archipelago nation’s largest and fourth most populous country in the world, consist of five main island such as Sumatra, Java, Kalimantan, Sulawesi and Papua, covering 34 provinces. Has about 13,466 islands, but only 6,000 inhabited islands. This archipelago stretches 5150 kilometers beetwen mainland Australia to Asia and the Pacific Ocean and India split at the equator. Indonesia’s name comes from two Greek words: “Indo” meaning Indian and “Nesos” meaning island. So Indonesia is an archipelagic nation with a capital of Jakarta as the center of government and the busy downtown. Indonesia has a tropical climate, only two seasons of the year, summer and rainy. East moonsoon from June to September brings dry weather while the rainy season from December to March. The weather in summer as usual clear and bright, suitable for people to do some activity such as work, study, shopping, etc. It temperatures range 360 Celcius to 400 Celcius. The weather in rainy such as rain that lasts for a short time called shower. The biggest shower like heavy shower will make large amount water covering land called flood.  Transition seasons sometimes brings rain, but in the middle of the rainy season, temperatures range 210 Celcius (700F) to 330 Celcius (900F) except at higher altitudes, the weather is much colder. Fall season of heavy rain was recorded in December until February. Humadity between 60-100%. More than 483 languages and dialects spoken in the archipelago. Included in 350 different ethnic group. Indonesian is the national language, written in Roman script and based on European orthography. In each area a tourist destination, English is the number one foreign language is often spoken and written. While on a specific destination in Arabic and Chinese are more frequently used. As an archiprlagic country, most of Indonesia is a warm ocean in which there is a wide range of beautiful life. Biodiversity in the mainland, Wallace region contains 28,000 species of plants, rare orchids Raflesia small to giant flowers, 3,500 species of rare animals including orangutans in Sumatra and Kalimantan, there is a unique giant lizards on Komodo Island, horned Javan rhinoceros, and the last tiger of Sumatra. All property is protected by the government in some areas in the Park. Staple food of most Indonesia is “ Rice “. But a few island in eastern Indonesia, staple food traditionally has ranged from corn, sago, cassava or sweet potato it is doesn’t mean potato chips like a modern food in United States. Fish are used as complementary foods, prepared as a paste of fresh, salted, dried, smoked or fried. Coconut is found everywhere, and in addition produced for cooking oil, coconut milk as well as a food flavoring. Spices and spicy chili are popular in some areas such as West Sumatra, North Sulawesi. Each province or region has its own distinctive cuisine is more than one. Every year Indonesia has many tourist from another country with difference interested to kind of tourism activities. Among there are leisure tourism, business tourism, and special tourism or independent trips. Leisure tourism can mean anything from excursions, day trips, and weekend breaks to package holidays, pleasure cruises. Leisure tourism offers us to relaxing many activities such as enjoy the culture attraction in Bali included traditional dance or sacral dance, social life of local  people, religious ceremonies and rituals to reveals the citizen pride and Hinduism to the gods, this ceremonies was held in temple. Balinese people make some tourist feel comfortable and enjoy caused they were friendly. Business tourism is a more limited and focused subset of regular tourism. During business tourism, individuals are still working and being paid, but are doing so away from both their workplace and home. Primary business tourism activities include meetings, and attending conferences, incentive tour it seems like workers are given a reward for good work, exhibitions. Despite the term business in business tourism, when individuals from government or non-profit organizations engage in similiar activities, this is still categorized as business tourism. Special tourism or independent trips such as scuba diving to see a wonderful life under the sea where you can find rare banner fish, different kinds of superb coral reef formations, colorful fish and others amazing things. Hill climbing and walking or trecks in the mountains. Some tourist in Indonesia especially was interested to did it. Primary hillwalking in the mountains activities include cliff climbing, hill climbing, etc. Pride is an expression of treckers when their can get the summit to pick the Indonesian flag on the ground. Indonesia has a thousand kinds of mountain such as Jaya Wijaya Mount where we can find snow in summit which is timeless, Merapi Mount, Mahameru Mount, etc. Every mountain has a difference barries to get to and for real treckers too easy to pass it. Mountain is place where found an amazing cascade of water falling from a height of mountain, formed when a river a stream flows over a precipice or steep incline ( this is known as a waterfall). Plateau is an area of relatively level high ground and it is a place for treckers to rest on their tents. Basically Indonesia has a located in suitable geographic it makes Indonesia had has nature diverasity and nature resources richness therefore interesting for tourist to visit. That’s why Indonesia always visited by tourist to enjoy and relax Indonesia nature every years and it is goes on and on. All tourist who want to visit Indonesia must have a passport valid for at least 6 months from the date of arrival, and have proof (tickets) turnaround to the country of origin. Immigration authorities provide free tourist visa for a period of 30 days to citizens of 12 countries. Among there are Thailand, Malaysia, Singapore, Brunei Darussalam, Filipinos, Hong Kong, Macau, Chile, Morocco, Peru, Vietnam, and Equador. In accordance with Regulation of the Minister of Justice and Human Rights Republic of Indonesia. M.HH-03.GR, 1:06, citizens from 64 countries and one territory are eligible to apply Visa on Arrival (VOA). This visa can be obtained directly when you arrive at certain airports and seaports in Indonesia regerdless of the purpose of your visit (Tourist Business, Social and Cultural) Visa on Arrival is not a work visa or visit visa. Therefore, it can not be extended or converted into other immigration permit. Maximum allowable stay is thirty days and probably extended for a maximum of thirty days. General requirements for visa on arrival are passport applicants must apply at least six months from the date of entry. Countries or regions which can obtain visa on arrival there are Argentina, Australia, Austria, Bahrain, Belgium, Brazil, Bulgaria, Czech Republic, Cambodia, Canada, Cyprus, China, Denmark, Estonia, Egypt, Fiji, Finland, France, Germany, Greece, Hungary, India, Iceland, Iran, Ireland, Italy, Japan, Kuwait, Laos, Latvia, Libya, Lithuania, Liechtenstein, Luxembourg, Maldives, Malta, Mexico, Monaco. New Zealand, Netherland, Norway, Oman, Panama, Portugal, Qatar, Romania, Russia, Saudia Arabia, Slovak Republic, Slovenia, Spain, South Africa, South Korea, Suriname, Sweden, Switzerland, Chinese Taipei, Timor Leste, Tunisia, Turkey, Uni Arab Emirates, United Kingdom, United States of America. Based on survey many tourist felt enjoy and relax it makes tourist feel comfortable and keep to stay in Indonesia not want to come back. That’s why I love Indonesia, I proud being a local people with Indonesian nation caused I have been surrounded by amazing historical places from sabang to merauke, green nature, jungle as known as heart of world caused million trees was produced an Oxygen to save people in this world, the beautiful sea with blue water which is found the amazing life under the sea and it makes to being a part of little fish to show up the amazing colourful of little fish. Derawan, Raja Ampat, Gili Island,  named of places where we can find paradise under the sea and only Indonesia have it. Inhabited island where found the nice people and so friendly in every side. Indonesia has cultural diversity such as language and dialect from 750 ethnics, cultural system meaning every ethnic have a leader to handle and manage their member. Therefore, they have difference rules and regulations which is have to obeyed by their member. Art is an expression of people to express their feeling, so many kinds of art. Among there are traditional dance, ceremonies, traditional music and instrument, traditional song created by people to reveals their sadness, happiness, wishes, and something happening. No one word I can says excepted I love Indonesia with everything side of archipelagic.

Minggu, 07 Desember 2014

Jozankei Onsen, Pemandian Air Panas yang Sempurna untuk Musim Gugur


Jozankei Onsen (定山渓温泉, Jozankei Onsen) terletak di dalam Shikotsu-Toya National Park antara tebing tinggi Sungai Toyohira. Kota ini hanya satu jam di luar pusat Sapporo , sehingga sisi perjalanan populer dilakukan dari kota. Akibatnya, Jozankei agak dikembangkan dibandingkan dengan kota-kota kecil di onsen Hokkaido.

Onsen perairan Jozankei ditemukan pada tahun 1866 dan kota kini memiliki puluhan ryokan , restoran dan toko-toko yang melayani wisatawan air panas. Banyak ryokan menawarkan pengunjung hari masuk ke kamar mandi mereka dengan bayaran 500-1500 yen. Selain itu, mandi kaki gratis dapat ditemukan di sekitar kota.

Selain menjadi tujuan mandi air panas, Jozankei populer dengan warna musim gugur ketika pohon-pohon di sepanjang lembah dan di lembah-lembah sisi beralih ke kuning cemerlang dan merah. Waktu terbaik untuk melihat daun biasanya sekitar pertengahan Oktober.

Dari Bus Terminal Sapporo, kita mengambil Jotetsu Bus nomor 7 atau 8 untuk menuju Jozankei Onsen. Bus berangkat dua atau tiga kali dalam satu jam, perjalanan selama 75 menit dan biaya ¥ 770. Atau, Anda dapat naik Jotetsu Bus nomor 12 dari Stasiun Makomanai. Dari Stasiun Makomanai perjalanan ke Jozankei Onsen membutuhkan waktu 50 menit dan biaya ¥ 610.

Rabu, 03 Desember 2014

Upaya meningkatkan Pariwisata Indonesia dengan Transportasi Laut

Pariwisata memang tidak bisa terlepas dari transportasi termasuk transportasi laut. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah destinasi pariwisata yang berkaitan langsung dengan transportasi laut. Namun, jumlah peminat transportasi laut yang banyak tidak di imbangi dengan kualitas yang diberikan oleh transportasi laut itu sendiri contohnya kapal laut. Banyak sekali ditemukan didesa-desa kecil yang memiliki kualitas jumlah transportasi laut yang tidak layak lagi untuk digunakan. Hal ini tentunya sangata mengkhawatirkan dan dapat mengancam keselamatan dan keamanan wisatawan. Keselamatan dan keamanan menjadi hal utama yang harus didapatkan oleh wisatawan ketika melakukan perjalanan.
Pelayanan yang diberikan oleh transportasi laut ini juga dibilang belum memenuhi standar dibandingkan kualitas dari transportasi laut di berbagai negara seperti cruise line, vorporetto di Italia. Venesia memiliki daerah yang hanya bisa dilalui dengan menggunakan transportasi air yang disebut vorporetto. Hal ini juga memacu venesia untuk melakukan setiap upaya perbaikan di transportasi laut yang dimiliki mereka. Kenyamanan yang ditimbulkan dari kendaraan ini bersumber dari pelayanan yang baik dan fasilitas yang memadai. Mereka melakukan hal ini dikarenakan sebagian besar jumlah devisa kota mereka ada dipariwisata dan tentunya pariwisata air yang menyajikan bangunan-bangunan bersejarah dan dijelajahi melalui kanal diatas vorporetto. Upaya perbaikan tersebut tentunya dapat di contoh Indonesia dalam mengembangkan transportasi lautnya sehingga menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut.
 Segala sesuatu yang memudahkan wisatawan membuat wisatawan menjadi nyaman dan senang berkunjung ketempat tersebut. Tranportasi laut termasuk suatu media yang memudahkan wisatawan namun hal ini tentunya sanga bertolak belakang apabila transportasi tersebut jauh dari kelayakan sebagai angkutan. Hal ini dikhawatirkan mengantarkan wisatawan ke bencana yang besar. Oleh karena itu, sudah seharusnya pelaku usaha transportasi laut melakukan perbaikan terhadap semua transportasi laut. Hal ini guna meningkatkan jumlah wisatawan agar banyak berkunjung ke tempat-tempat terpencil. Dewasa ini kekurangan fasilitas dan akses yang baik menjadikan tempat wisata di Indonesia tidak banyak dikunjungi. Banyak sebagian negara yang memoles industri pariwisata mereka dengan memperbaiki fasilitas dan akses yang baik salah satunya adalah Malaysia. Sebelumnya, Malaysia merupakan negara yang jumlah wisatawan dibawah Indonesia namun sekarang Malaysia memiliki jumlah wisatawan yang banyak per tahunnya dibandingkan Indonesia. Hal ini disebabkan malaysia memiliki akses dan fasilitas yang baik disetipa destinasi.  Penggunaan teknologi yang berhubungan langsung dengan transportasi menunjang peran trasnportasi menjadi lebih besar di dunia pariwisata. Singapura menggunakan teknologi dengan mesin kereta listrik bawah tanah atau dikenal dengan MRT. Kendaraan ini banyak sekali diminati oleh turis asing sehingga jumlah wisatawan yang datang ke Singapura akan tetap banyak.
Di era teknologi sekarang penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana semuanya berkaitan dengan penggunaan teknologi. Indonesia masih belum bisa membangun pariwisata yang berbasis teknologi seperti contohnya transportasi dengan tenaga listrik dan banyak lagi. Pekerjaan ini membuat mudah pemerintah dalam mengorganisir dan membuat wisatawan merasa nyaman. Kemanan dari setiap angkutan juga harus diperhatikan di Indonesia sendiri tingkat kriminal untuk transportasi sangat tinggi terlebih transportasi laut. Penjagaan yang ketat bukan merupakan cara yang terbaik namun dengan memberikan pengetahuan mengenai pentingnya suatu industri denhan keamanan yang terjamin menjadi salah satu cara untuk meminimalisir kriminal disetiap jenis transportasi termasuk angkutan laut.
Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan wisatawan sangat bisa mendorong adanya perbaikan terhadap industri pariwisata dan menambah jumlah wisatawan yang berkunjung. Sudah waktunya Indonesia melakukan perbaikan terhadap transportasi laut. Salah satunya kapal laut di daerah-daerah kecil yang akses dan kapal lautnya terbilang belum layak. Berikut ini adalah upaya untuk meningkatkan transportasi laut:

1.      Memperbaiki setiap fasilitas transportasi laut dengan bahan-bahan yang nyaman dan sangat terjamin keselamatannya apabila dioperasikan
Hal ini tentunya mengutamakan peran pengusaha wisata atau juga pemerintah dalam memperbaiki segala fasilitas yang baik untuk pengunjung. Hal ini tentunya sangat perlu diperhatikan oleh pengusaha wisata. Apabila suatu transportasi laut tidak layak atau belum mencukupi standar operasi diharapkan untuk tidak mengoperasikannya dikarenakan hal ini bisa berdampak pada keselamatan dan kecelakaan kerja. Operasikanlah transportasi tersebut apabila sudah dinyata aman untuk dijalankan.
Pemerintah juga ikut serta dalam memperbaiki fasilitas ditransportasi laut membantu pengusaha wisata didaerah-daerah terpencil. Pengusaha wisata didaerah terpencil membutuhkan peran pemerintah dalam mendorong perkembangan suatu destinasi wisata. Dukungan ini berupa materil dan non materil berupa pendidikan dan juga motivasi. Kegiata seperti ini mendorong mereka dalam hal ini masyarakat lokal menjadi lebih peduli dengan keselamatan.

2.      Tidak menggunakan bahan-bahan yang rentan buat rusak yang menyebabkan terjadinya kecelakaan laut
Penggunaan bahan-bahan yang aman dalam penyusunan kerangka kapal membuat wisatawan merasa yakin untuk melakukan perjalanan kapal tersebut. Menurut sebagian wisatawan penggunaan bahan-bahan seperti kayu yang sudah lapuk atau tua sangat membahayakan keselamatan dan dapat mengurangi jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Indonesia. Peran pemerintah dalam hal ini juga sangat dibutiuhkan dikarenakan kekukarangan dana oleh pengusaha usaha jasa sehingga mengharuskan mereka menggunakan bahan-bahan yang tidak layak pakai.

3.      Memastikan besar-kecil gelombang ketika akan melakukan perjalanan kesuatu tempat
Melakukan perjalanan dengan transportasi laut harus sangat memperhatikan besarnya jumlah gelombang dan kecepatan. Hal ini tentunya membutuhkan orang-orang yang mengerti betul mengenai hal ini agar tidak terjadi kecelakaan dalam perjalanan. Kecepatan gelombang bagi sebagian besar orang merupakan suatu turbulent yang menganggu pada saat perjalanan hal ini membuat penumpah merasa resah dan mual. Sehingga dalam melakukan perjalan pastikan kecepatan gelombang tidak terlalu besar. Biasanya gelombang besar itu terjadi pada bulan November, Desember, dan Januari. Pada saat bulan-bulan tersebut diharapkan tidak melakukan perjalanan ke pantai atau beberapa jalur laut karena jumlah gelombang yang besar.

4.      Memastikan apabila melakukan perjalanan disuatu tempat tidak dengan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya
Ada sebagian besar kapal kecil dibeberapa daerah laut yang bawahnya menyimpan jutaan jenis terumbu karang lewat dari permukaannya dan menggunakan pemutar yang kencang sehingga deburan airnya dapat merusak terumbu karang yang sensitif. Hal ini perlu di waspadai oleh sebagian orang agar tidak terjadi kerusakan yang berkelanjutan. Pembelajaran mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan biota bawah laut merupakan cara yang dapat mengendalikan kerusakan pada biota bawah laut. Laut menyimpan jutaan terumbu karang yang sangat indah sehingga membuat daya tarik yang besar terhadap wisatawan, sehingga kita harus tetap menjaganya agar terumbu karang tersebut.

5.      Memperkerjakan awak kapal atau nakhoda yang berpendidikan hal ini tentunya dapat menumbuhkan keselematan dan kenyamanan penumpang
Sebagian besar perusahaan transportasi laut seperti cruise line, memperkerjakan awak kapal yang terbaik dan berkualitas. Oleh sebab itu, kenyamana dan keamanan penumpang dapat terjaga dengan baik. Awak kapal ini nantinya dapat melayani penumpang dengan sangat baik dan juga mempertahankan kualitas dari kapal tersebut. Hal ini mereka lakukan tentunya agar penumpang merasa nyaman selama melakukan perjalanan. Kenyamanan penumpang dapat mempertahankan reputasi dari perusahaan tersebut. Sudah seharusnya Indonesia sudah menerapkan hal ini kepada beberapa perusahaan transportasi laut. Sehingga, jumlah wisatawan dapat meningkat dalam setiap tahunnya dan juga memperbaiki industri pariwisata ke era yang lebih baik dari sekarang.
Sudah sangat tepat Indonesia memiliki sekolah-sekolah pariwisata yang nantinya mereka akan di perkerjakan di beragai industri pariwisata seperti, hotel, airlines, dan tranportasi lainnya. Namun, ketersediaan transportasi laut yang lebih besar seperti cruise line belum tepat sehingga banyak sebagian mahasiswa/i melakukan dan mengaplikasikan pendidikan yang mereka dapatkan di Indonesia ke negara lain. Sehingga, Indonesia menjadi tetap sama saja karena tidak adanya perbaikan yang total.

6.      Memberikan pendidikan mengenai transportasi laut yang berkaitan langsung dengan industri pariwisata sehingga dapat membuat rancangan untuk memanjukan wisata di Indonesia.
Pemerintah sudah seharusnya memberikan pendidikan mengenai transportasi laut yang berkaitan langsung dengan pariwisata. Hal ini dapat dpusatkan dan diberikan bagi mereka yang tinggal di pesisir pantai. Karena, sebagian besar wisata pantai akan di olah masyarakat lokal dipinggir pantai. Pembelajaran yang diberikan tentunya memberikan manfaat yang banyak bagi kelestarian dan kenyamanan tempat wisata serta objektif dan berdampak pada penggunaan transportasi laut yang sesuai dengan ketentuan dan kapasitas operasi. Hasil yang positif secara otomatis akan meningkatkan jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia setiap tahunnya. Peningkatan ini dapat dimanfaatkan Indonesia untuk membuka destinasi yang baru lagi dan memperkenalkannya kepada wisatawan dengan fasilitas dan askes yang memadai. 

Selasa, 02 Desember 2014

Jemaa El-Fna: The Square in Marakech


Jemaa el-Fna adalah salah satu ruang budaya utama di Marrakesh dan telah menjadi salah satu simbol kota sejak berdirinya pada abad kesebelas. Ini merupakan konsentrasi yang unik dari tradisi budaya Maroko populer dilakukan melalui ekspresi musik, agama dan seni.
Terletak di pintu masuk Madinah, alun-alun segitiga, yang dikelilingi oleh restoran, tribun dan bangunan umum, menyediakan kegiatan sehari-hari komersial dan berbagai bentuk hiburan. Ini adalah titik pertemuan untuk kedua penduduk setempat dan orang-orang dari tempat lain. Sepanjang hari, dan baik ke dalam malam, ada berbagai layanan yang ditawarkan, seperti perawatan gigi, obat tradisional, meramal, berkhotbah, dan henna tato; air, buah-buahan dan makanan tradisional dapat dibeli. Selain itu, seseorang dapat menikmati berbagai pertunjukan oleh pendongeng, penyair, ular-pemikat, musisi Berber (mazighen), penari Gnaoua dan senthir (hajouj). 
Jemaa el-Fna adalah tempat utama pertukaran budaya dan telah menikmati perlindungan sebagai bagian dari warisan seni Maroko sejak 1922. Namun, urbanisasi, khususnya spekulasi real estate dan pembangunan infrastruktur jalan menjadi ancaman yang serius terhadap ruang budaya itu sendiri. Sementara Jemaa el-Fna, memiliki popularitas besar, praktek-praktek budaya mungkin menderita akulturasi, juga disebabkan oleh pariwisata meluas.